Mahasiswa Tua,
Benarkah Eksistensinya?
Di dunia perguruan tinggi, para pelajarnya biasa disebut
dengan istilah mahasiswa. Ya, di masa inilah seseorang dianggap telah mencapai
masa puncak sebagai siswa dengan segala tanggung jawab dan amanah yang diembannya
sebelum benar-benar terjun ke masyarakat. Memang alasan yang mungkin sederhana
jika melihat hirarki jenjang pendidikan yang ada, namun sebenarnya dibalik
makna tersebut. Banyak kalangan menyebut beberapa tugas pokok mahasiswa yang
ada di pundak setiap individu yang menjadi bagian dari civitas akademika dari
sebuah perguruan tinggi. Tugas tersebut diantaranya adalah agen perubahan (agent of change), agen kontrol sosial (agent of social control), dan iron
stock dimana mahasiswa diharapkan menjadi sebuah karakter yang tangguh yang
meneruskan tongkat estafet kepemimpinan dalam bermasyarakat.
Namun, pembahasan kali ini bukanlah bagaimana peran
tersebut harus dijalankan oleh mahasiswa itu yang seakan telah menjadi klise di
masyarakat. Hal lain yang menarik adalah tentang eksistensi mahasiswa itu
sendiri dalam kaitannya berproses menyelesaikan studinya itu. Yap, bukan lagi
hal yang asing di telinga mahasiswa suatu istilah “mahasiswa tua”. Istilah
tersebut acap kali diucapkan ketika seorang mahasiswa biasanya bertemu dengan
kakak tingkat atau seniornya di organisasi dan menanyakan angkatannya.
Mahasiswa baru:
...., btw semester berapa sekarang?
Mahasiswa A : lagi semester 7 nih, moga aja skripsi
bisa lancar.
MB : hmm,,semester tua ya
kak?
A : Ya begitulah, tapi
belum tua amat kok. Lihat tuh kak B yang udah semester 9 karena asyik
main-main.
Nah, dari contoh di
atas menggambarkan situasi yang sering terjadi bagaimana seorang mahasiswa baru
bahkan tidak sadar dan mungkin beberapa kasus tidak tahu alasannya sendiri
kenapa menyebut kakak tingkatnya sebagai mahasiswa tua. Ya, mungkin di satu
sisi dia melihat bahwa idealnya untuk jenjang Sarjana ada 8 semester untuk
lulus sehingga ketika sudah di menjelang selesai dianggap tua, hal yang mungkin
tidak terlalu aneh jika rasionalisasi analogisnya diambil dari bagaimana
kehidupan berjalan. Namun, bukan hanya kalangan mahasiswa yang menggunakan
istilah tersebut, dosen pun juga tak jarang yang menggunakannya. Well, biasanya
sih kalau dilihat dari konteksnya, tujuannya adalah memotivasi mahasiswa itu
agar cepat menyelesaikan studinya dan lulus dan berjuang di masyarakat yang
sesungguhnya.
Tapi, saya pribadi kurang sependapat dengan penggunaan
istilah tersebut. Hal ini mengacu pada hal dasar yang mendasar paradigma
penggunaan istilah tersebut. Seperti contoh di atas, hal tersebut terbukti
mempengaruhi stigma orang lain. Bagi saya, terlepas dari dampak positif tujuan
penggunaannya, hal itu kurang representatif jika digunakan untuk menyebut
mahasiswa seperti dideskripsikan di atas. Menurut perspektif pribadi saya,
sebutan yang paling cocok adalah mahasiswa dewasa. Ya, bukan karena makna
mengarah ke kedewasaan personal, namun dewasa di sini mengacu ke keadaan dimana
individu telah matang dengan pengalaman yang didapatnya selama berproses
mengembangkan diri baik keilmuan maupun softskill.
Sehingga, diharapkan pada fase ini mahasiswa telah benar-benar siap menggunakan
kematangannya untuk menyelesaikan studinya ataupun tetap berkarya sesuai bakat
dan minatnya. Hal ini juga berbeda dengan kata “tua” yang identik dengan hal
yang sudah habis masanya dimana cenderung habis masa produktifnya, dewasa
menunjukkan bagaimana dengan kematangan yang ada, seseorang dapat menjadi
sangat produktif dan menghasilkan karya yang berkualitas.
So, mulailah untuk merubah paradigma yang ada dari
mahasiswa “tua” menjadi mahasiswa “dewasa”. Untuk lebih memastikan hal tersebut
agar bukan hanya sekedar sebutan “ompong”, maka bagi mahasiswa pada fase
tersebut, berkaryalah ! hanya itulah yang bisa membuktikannya karena hanya
dengan buktilah paradigma itu dapat digeser dan diharapkan mengembalikan stigma
masyarakat. Tidaklah benar eksistensi mahasiswa “tua” itu sebagai seorang
civitas akademika, tapi yang benar dan nyata gerakan dan keberadaannya adalah
mahasiswa “dewasa” Tiada waktu tanpa berkarya ! Hidup Mahasiswa !!!
0 komentar:
Posting Komentar