Persahabatan 6 Anak Desa
Di suatu desa yang permai, terlihat sekumpulan anak sedang bermain bola di lapangan sebuah sekolah dasar negeri di desa tersebut. Mereka sangat riang dan berlari ke mana arah bola berlari. Mereka ialah agung, dika, toni, soni, adi, wahyu dan roni. Mereka adalah teman satu kelas. Tepatnya duduk di kelas 5 SD. Mereka juga sangat akrab satu sama lain. Mereka mempunyai karakteristik masing – masing.
Agung dengan sifat lemah lembutnya namun jika dia menghendaki, dia akan berusaha untuk mendapatkan keinginannya. Dika cenderung lebih memimpin teman – temannya karena merasa lebih dewasa kepada temannya namun agak mudah untuk ngambek. Beda halnya dengan Toni yang selalu nurut apa kata teman – temannya. Sedangkan soni dengan sifat sok taunya sering menjadi bahan ejekan teman – temannya. Nah, kalau adi sifatnya mudah terombang – ambing. Kadang kala baik ke satu kelompok tapi mudah juga benci terhadapnya. Dan troublemaker dalam kelompok itu ialah wahyu, dia agak egois dan ambisius namun tetap baik hati. Sedangkan roni ialah seorang gibol.
Sore itu mereka bermain sampai qiro’ah berkumandag dari masjid desa yang terletak tak jauh dari lapangan itu. Mereka segera pulang dan saat adzan magrib, mereka telah berkumpul di masjid. Mereka membawa juga tas ngaji karena setelah shalat, mereka langsung ngaji d masjid tersebut sampai setelah shalat isya’. Pada saat ngaji, layaknya anak SD yang senang bermain, wahyu dengan usil mengerjai....
teman – temannya yang sedang ngaji dengan cara menyembunyikan barang kepunyaan Mereka.
Waktu ngaji pun habis, dan kini tiba waktu menunaikan shalat isya’. Dengan santai wahyu mengemasi barangnya sementara temannya yang lain masih bingung mencari barangnya yang hilang. Kecurigaan pun mulai timbul dari teman – temannya karena melihat tingkah laku wahyu yang aneh dan juga kebiasaan dari wahyu selama ini.
“hai sob, janganlah kau usil kepada teman kamu sendiri….”, kata dika. “ iya, ingat kata pak ustadz kalau mencuri atau membuat orang susah itu dosa apalagi kalau mereka sampai sakit hati”, sahut soni dengan sok taunya yang muncul. “ astaghirulloh teman, kenapa dikau begitu curiga terhadapku?emang aku salah apa?apakah mukaku ini menunjukkan tampang usil?”, jawab wahyu pura – pura gak berdosa. Dan dalam hatinya pun tersenyum puas karena berhasil membuat teman – temannya bingung. “ maaf kawan, bukannya aku curiga sama kamu tapi memang kenyataannya selama ini begitu kan?”, dika menambahkan alasan kecurigaannya. “ tapi tidak harus aku kan????apalagi kalian Cuma berdasarkan pengalaman tapi gak da bukti, bisa saja ku udah taubat”, ujar wahyu kembali mengelak. “Ya sudah kalau gitu, ayo kita cari sama – sama aj, pasti ad di sekitar sini”, tanggap roni berusaha memecahkan masalah dan menenangkan keadaan.
Tak lama kemudian mereka berhasil menemukan barang mereka yang ternyata ada di balik pintu masjid. Mereka melaksanakan shalat isya berjamaah. Hari pun berlalu seperti biasa. Wahyu masih tetap dengan keusilannya, sedangkan roni tak henti – hentinya menceritakan tim favoritnya yaitu real Madrid. Kini mereka pun telah berada di masa akhir dari pendidikan dasar yaitu di kelas 6. sekarang masa ujian nasional telah sangat dekat. Mereka saling berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Hingga suatu saat ketika sedang istirahat, segerombolan anak yang biasanya bermain bola kini sibuk santai di taman sekolah dengan buku sebagai santapannya. Agung pun membuka pembicaraan,”hai teman, aku punya ide nih, selama ini kan kita telah berusaha dengan cara belajar dan berlatih,namun kita juga harus berdoa kepada Allah”. “Lha trus caranya gi mana?”wahyu menyahut.” Kan selama ini kita juga telah shalat lima waktu”, tambah wahyu. “ mungkin agung benar, gi mana kalau sabtu malam minggu besok kita lakukan shalat tahajud bersama di masjid?”,sahut dika menengahi pembicaraan. Mereka pun diam sejenak. Tak lama kemudian roni menyeletuk,” aku setuju dengan agung!!!selain kita memohon untuk keberhasilan kita di ujian akhir, aku juga bisa doa untuk keberhasilan juventus….hehe…..”. “ ah, kamu itu dasar gibol!!setiap ada diskusi pasti akan berujung ke sepak bola”soni sedikit menyindir roni. “eits….jangan protes. Namanya pendapat itu gag da yang salah….”roni kembali menjawab. Spontan teman – temannya pun tertawa melihat tingkah roni yang konyol. Tak lama setelah tertawa, bel sekolah pun berbunyi. Mereka kembali memasuki ruang kelas dan sepakat untuk melaksanakan shalat tahajud di masjid akhir pecan besok.
Pada hari sabtu, mereka pun meminta izin kepada orang tuanya untuk melakukan rencana semula dan akan tidur di masjid. Sebenarnya orang tua mereka enggan memberikan izin kepada mereka karena mereka masih sangat kecil tapi karena teringat dengan alasannya untuk melakukan ibadah akhirnya mereka pun diperbolehkan pergi meski dengan berat hati. Mereka tau bahwa menghalangi seseorang untuk beribadah adalah dosa.
Sejak usai shalat magrib, mereka langsung mengaji hingga adzan isya’ berkumandang. Ba’da isya mereka melanjutkan tadarus mereka namun kali ini lebih banyak orangnya karena setiap malam minggu remaja masjid desa itu secara rutin melakukan tadarus. Setelah malam dan semua telah pulang, segerombolan anak itu segera mengambil wudlu dan tidur di ruang sebelah masjid tempat dimana biasanya digunakan untuk menaruh inventaris masjid seperti meja untuk ngaji dan lain - lain. Tepat sepertiga malam, soni, agung dan dika telah terbangun dari tidurnya. Mereka pun segera membangunkan roni dan wahyu dari tidurnya. Namun, suasana menjadi berubah ketika mereka membangunkan wahyu. Wahyu terlihat emosi karena terganggu tidurnya dan tidak mau bangun. Teman – temannya pun tetap berusaha karena mereka telah berkomitmen untuk beribadah bersama. Wahyu pun terbangun setengah sadar dan langsung memarahi temannya. “ apa – apaan sih kalian ini, ganggu tidur orang aj”, teriak wahyu. Agung berusaha menjawabnya dengan tenang,” bukankah kita telah sepakat untuk melaksanakan ibadah malam ini, tapi kenapa sekarang engkau marah tidak jelas kepada kami?”. “ cepat kamu ambil air wudlu untuk menenangkan diri kamu, kamu telah dirayu oleh setan” tambah dika memberikan nasihat kepada wahyu. Wahyu yang belum 100% kembali marah mendengar ucapan dari dika. Dikiranya dika bilang dirinya setan. Suasana menjadi panas dan tegang. Dalam hati soni berdoa,” ya Allah berilah petunjuk dan terangkanlah pikiran teman hamba dan jauhkan dari pengaruh setan”. Roni yang biasanya bercanda kini berubah menjadi sosok yang tegas dan dewasa,” sudah – sudah, kalian jangan ribut terus, ini masjid. Apa gunanya kita berteman selama ini jika kamu tidak punya rasa saling pengertian. Wahyu, niat teman – teman baik untuk membangunkan kamu agar kita bisa beribadah bersama sesuai tujuan awal kita, kenapa kamu harus marah?”. Hati wahyu pun luluh dan sadar. Dia meminta maaf kepada temannya karena telah berbuat salah. Kemudian mereka mengambil air wudlu dan segera melaksanakan shalat.
Kini, ujian akhir sekolah telah selesai, keenam anak sebaya desa tersebut harap – harap cemas menanti pengumuman kelulusan yang masih akan dibagikan 2 minggu lagi. Mereka kini mengisi hari – hari mereka dengan berdoa dan bermain untuk menghibur diri mereka dari kepenatan setelah sekian lama sekolah dan menghadapi ujian. Acara bermain pun tidak hanya sepak bola saja, kini mereka punya aktifitas baru seperti memancing, bersepeda, layang – layang dan lain - lain. Mereka sering menghabiskan waktu seharian untuk bermain. Hanya pulang untuk shalat dan makan. Mereka biasa memancing di kolam belakang kantor desa dekat dengan sawah karena sambil menunggu umpan disambar mereka biasa bermain layang – layang. Begitulah kegiatan itu dilakukan setiap hari. Dan setiap hari pula pasti ada kericuhan di antara mereka yang disebabkan oleh keusilan dari wahyu namun akhirnya tetap akur kembali saat pulang. Mungkin begitulah sifat anak kecil, kalau tidak ada mencari tapi kalau ada pasti bertengkar. Tak jarang mereka tertawa ketika berhasil mendapatkan ikan tapi lebih sering sedih karena ikannya lepas oleh ulah wahyu.
Sekarang, waktu pengumuman telah dekat. Undangan telah disebar ke wali murid. Dan pagi itu semua wali murid datang ke sekolah untuk menerima hasil pengumuman. Setelah selesai, keenam anak itu langsung pulang untuk menanyakan hasilnya. Sesampainya di rumah, mereka meminta kepada orang tuanya untuk membuka sendiri amplop pengumuman itu. Setelah tau, mereka kembali bertemu di lapangan sekolah karena telah janjian sebelumnya. Kelima anak yaitu dika, roni, soni, agung dan toni terlihat sangat gembira dengan raut muka berbunga – bunga. Mereka telah berkumpul dari tadi dan masih menunggu satu temannya yang dari tadi belum kelihatan batang hidungnya. Setelah sekian lama menunggu akhirnya wahyu muncul juga namun ekspresi wajahnya sangat berbeda, bagaikan membawa beban yang cukup berat. Pucat sekali namu tak sakit, matanya memerah dan juga tak mau ngomong ketika ditanya teman – temannya. Temannya pun jadi penasarana. “ wahyu, ada apa gerangan dengan kamu?kau tak terlihat seperti biasanya, dimanakah sosok wahyu yang ceria yang suka ngerjai kita?” Tanya soni yang memang sering dikerjai oleh wahyu. “ iya kawan, seharusnya kita harus senang hari ini karena kita telah melampaui masa belajar 6 tahun dan akan melanjutkan ke SMP”, sahut toni. “ atau jangan – jangan kamu…….”belum selesai roni bicara agung segera menyahut,” ah roni, kamu jangan berpikir yang tidak – tidak, wahyu sebenarnya kan anak yang pintar namun usil, jadi gak mungkin dia gag lulus”. Dika menambahkan,” iya benar, kamu lulus kan sob?”. Namun sikap wahyu masih diam dan hanya duduk terdiam dengan pandangan ke bawah membuat teman – temannya khawatir. Akhirnya mereka memutuskan mengajak wahyu pulang ke rumahnya dan langsung menanyakan kepada orang tuanya.
Sesampainya di rumah, wahyu langsung masuk ke dalam kamar. Temannya tahu kondisi dan hanya bertanya kepada ibunya pelan – pelan karena takut wahyu mendengarnya. “ bu, ada apa sebenarnya dengan wahyu?sejak dia ketemu kami dia tidak ngomong apa – apa, dia hanya terdiam”, Tanya dika. “ iya bu, maaf sebelumnya apakah wahyu tidak lulus?”Tanya agung kemudian. Spontan ibunya pun terdiam sejenak. Temannya tambah bingung karena situasi ini. Akhirnya ibunya berbicara dengan pelan dan temannya langsung mendengarkannya dengan seksama,” sebenarnya wahyu itu……wahyu itu sedih karena akan berpisah dengan kalian”. “ maksudnya bu?”Tanya roni penasaran. “ maksudnya dengan kelulusan ini berarti dia akan meninggalkan desa ini karena keluarga kami harus pindah keluar kota untuk tugas bapaknya yang dipindah tugas”. “ oh, begitu bu, kita juga sedih kehilangan teman bermain dan juga sahabat yang telah bersama sejak kecil”. Akhirnya mereka datang ke kamar wahyu dan mengibur wahyu. “ kawan, jika kau pindah, itu bukan berarti kita kan putus hubungan. Kita tetap sahabat, kamu tidak boleh sedih ini sudah takdir dan kami yakin kita dapat bertemu kembali kelak kalau kita telah remaja atau dewasa”, agung berusaha menjelaskan. Akhirnya setelah dibantu oleh ibunya agung kembali ngomong dan tersenyum. Kami pun berpelukan satu sama lain.
Agung dengan sifat lemah lembutnya namun jika dia menghendaki, dia akan berusaha untuk mendapatkan keinginannya. Dika cenderung lebih memimpin teman – temannya karena merasa lebih dewasa kepada temannya namun agak mudah untuk ngambek. Beda halnya dengan Toni yang selalu nurut apa kata teman – temannya. Sedangkan soni dengan sifat sok taunya sering menjadi bahan ejekan teman – temannya. Nah, kalau adi sifatnya mudah terombang – ambing. Kadang kala baik ke satu kelompok tapi mudah juga benci terhadapnya. Dan troublemaker dalam kelompok itu ialah wahyu, dia agak egois dan ambisius namun tetap baik hati. Sedangkan roni ialah seorang gibol.
Sore itu mereka bermain sampai qiro’ah berkumandag dari masjid desa yang terletak tak jauh dari lapangan itu. Mereka segera pulang dan saat adzan magrib, mereka telah berkumpul di masjid. Mereka membawa juga tas ngaji karena setelah shalat, mereka langsung ngaji d masjid tersebut sampai setelah shalat isya’. Pada saat ngaji, layaknya anak SD yang senang bermain, wahyu dengan usil mengerjai....
teman – temannya yang sedang ngaji dengan cara menyembunyikan barang kepunyaan Mereka.
Waktu ngaji pun habis, dan kini tiba waktu menunaikan shalat isya’. Dengan santai wahyu mengemasi barangnya sementara temannya yang lain masih bingung mencari barangnya yang hilang. Kecurigaan pun mulai timbul dari teman – temannya karena melihat tingkah laku wahyu yang aneh dan juga kebiasaan dari wahyu selama ini.
“hai sob, janganlah kau usil kepada teman kamu sendiri….”, kata dika. “ iya, ingat kata pak ustadz kalau mencuri atau membuat orang susah itu dosa apalagi kalau mereka sampai sakit hati”, sahut soni dengan sok taunya yang muncul. “ astaghirulloh teman, kenapa dikau begitu curiga terhadapku?emang aku salah apa?apakah mukaku ini menunjukkan tampang usil?”, jawab wahyu pura – pura gak berdosa. Dan dalam hatinya pun tersenyum puas karena berhasil membuat teman – temannya bingung. “ maaf kawan, bukannya aku curiga sama kamu tapi memang kenyataannya selama ini begitu kan?”, dika menambahkan alasan kecurigaannya. “ tapi tidak harus aku kan????apalagi kalian Cuma berdasarkan pengalaman tapi gak da bukti, bisa saja ku udah taubat”, ujar wahyu kembali mengelak. “Ya sudah kalau gitu, ayo kita cari sama – sama aj, pasti ad di sekitar sini”, tanggap roni berusaha memecahkan masalah dan menenangkan keadaan.
Tak lama kemudian mereka berhasil menemukan barang mereka yang ternyata ada di balik pintu masjid. Mereka melaksanakan shalat isya berjamaah. Hari pun berlalu seperti biasa. Wahyu masih tetap dengan keusilannya, sedangkan roni tak henti – hentinya menceritakan tim favoritnya yaitu real Madrid. Kini mereka pun telah berada di masa akhir dari pendidikan dasar yaitu di kelas 6. sekarang masa ujian nasional telah sangat dekat. Mereka saling berusaha keras untuk mendapatkan hasil yang memuaskan. Hingga suatu saat ketika sedang istirahat, segerombolan anak yang biasanya bermain bola kini sibuk santai di taman sekolah dengan buku sebagai santapannya. Agung pun membuka pembicaraan,”hai teman, aku punya ide nih, selama ini kan kita telah berusaha dengan cara belajar dan berlatih,namun kita juga harus berdoa kepada Allah”. “Lha trus caranya gi mana?”wahyu menyahut.” Kan selama ini kita juga telah shalat lima waktu”, tambah wahyu. “ mungkin agung benar, gi mana kalau sabtu malam minggu besok kita lakukan shalat tahajud bersama di masjid?”,sahut dika menengahi pembicaraan. Mereka pun diam sejenak. Tak lama kemudian roni menyeletuk,” aku setuju dengan agung!!!selain kita memohon untuk keberhasilan kita di ujian akhir, aku juga bisa doa untuk keberhasilan juventus….hehe…..”. “ ah, kamu itu dasar gibol!!setiap ada diskusi pasti akan berujung ke sepak bola”soni sedikit menyindir roni. “eits….jangan protes. Namanya pendapat itu gag da yang salah….”roni kembali menjawab. Spontan teman – temannya pun tertawa melihat tingkah roni yang konyol. Tak lama setelah tertawa, bel sekolah pun berbunyi. Mereka kembali memasuki ruang kelas dan sepakat untuk melaksanakan shalat tahajud di masjid akhir pecan besok.
Pada hari sabtu, mereka pun meminta izin kepada orang tuanya untuk melakukan rencana semula dan akan tidur di masjid. Sebenarnya orang tua mereka enggan memberikan izin kepada mereka karena mereka masih sangat kecil tapi karena teringat dengan alasannya untuk melakukan ibadah akhirnya mereka pun diperbolehkan pergi meski dengan berat hati. Mereka tau bahwa menghalangi seseorang untuk beribadah adalah dosa.
Sejak usai shalat magrib, mereka langsung mengaji hingga adzan isya’ berkumandang. Ba’da isya mereka melanjutkan tadarus mereka namun kali ini lebih banyak orangnya karena setiap malam minggu remaja masjid desa itu secara rutin melakukan tadarus. Setelah malam dan semua telah pulang, segerombolan anak itu segera mengambil wudlu dan tidur di ruang sebelah masjid tempat dimana biasanya digunakan untuk menaruh inventaris masjid seperti meja untuk ngaji dan lain - lain. Tepat sepertiga malam, soni, agung dan dika telah terbangun dari tidurnya. Mereka pun segera membangunkan roni dan wahyu dari tidurnya. Namun, suasana menjadi berubah ketika mereka membangunkan wahyu. Wahyu terlihat emosi karena terganggu tidurnya dan tidak mau bangun. Teman – temannya pun tetap berusaha karena mereka telah berkomitmen untuk beribadah bersama. Wahyu pun terbangun setengah sadar dan langsung memarahi temannya. “ apa – apaan sih kalian ini, ganggu tidur orang aj”, teriak wahyu. Agung berusaha menjawabnya dengan tenang,” bukankah kita telah sepakat untuk melaksanakan ibadah malam ini, tapi kenapa sekarang engkau marah tidak jelas kepada kami?”. “ cepat kamu ambil air wudlu untuk menenangkan diri kamu, kamu telah dirayu oleh setan” tambah dika memberikan nasihat kepada wahyu. Wahyu yang belum 100% kembali marah mendengar ucapan dari dika. Dikiranya dika bilang dirinya setan. Suasana menjadi panas dan tegang. Dalam hati soni berdoa,” ya Allah berilah petunjuk dan terangkanlah pikiran teman hamba dan jauhkan dari pengaruh setan”. Roni yang biasanya bercanda kini berubah menjadi sosok yang tegas dan dewasa,” sudah – sudah, kalian jangan ribut terus, ini masjid. Apa gunanya kita berteman selama ini jika kamu tidak punya rasa saling pengertian. Wahyu, niat teman – teman baik untuk membangunkan kamu agar kita bisa beribadah bersama sesuai tujuan awal kita, kenapa kamu harus marah?”. Hati wahyu pun luluh dan sadar. Dia meminta maaf kepada temannya karena telah berbuat salah. Kemudian mereka mengambil air wudlu dan segera melaksanakan shalat.
Kini, ujian akhir sekolah telah selesai, keenam anak sebaya desa tersebut harap – harap cemas menanti pengumuman kelulusan yang masih akan dibagikan 2 minggu lagi. Mereka kini mengisi hari – hari mereka dengan berdoa dan bermain untuk menghibur diri mereka dari kepenatan setelah sekian lama sekolah dan menghadapi ujian. Acara bermain pun tidak hanya sepak bola saja, kini mereka punya aktifitas baru seperti memancing, bersepeda, layang – layang dan lain - lain. Mereka sering menghabiskan waktu seharian untuk bermain. Hanya pulang untuk shalat dan makan. Mereka biasa memancing di kolam belakang kantor desa dekat dengan sawah karena sambil menunggu umpan disambar mereka biasa bermain layang – layang. Begitulah kegiatan itu dilakukan setiap hari. Dan setiap hari pula pasti ada kericuhan di antara mereka yang disebabkan oleh keusilan dari wahyu namun akhirnya tetap akur kembali saat pulang. Mungkin begitulah sifat anak kecil, kalau tidak ada mencari tapi kalau ada pasti bertengkar. Tak jarang mereka tertawa ketika berhasil mendapatkan ikan tapi lebih sering sedih karena ikannya lepas oleh ulah wahyu.
Sekarang, waktu pengumuman telah dekat. Undangan telah disebar ke wali murid. Dan pagi itu semua wali murid datang ke sekolah untuk menerima hasil pengumuman. Setelah selesai, keenam anak itu langsung pulang untuk menanyakan hasilnya. Sesampainya di rumah, mereka meminta kepada orang tuanya untuk membuka sendiri amplop pengumuman itu. Setelah tau, mereka kembali bertemu di lapangan sekolah karena telah janjian sebelumnya. Kelima anak yaitu dika, roni, soni, agung dan toni terlihat sangat gembira dengan raut muka berbunga – bunga. Mereka telah berkumpul dari tadi dan masih menunggu satu temannya yang dari tadi belum kelihatan batang hidungnya. Setelah sekian lama menunggu akhirnya wahyu muncul juga namun ekspresi wajahnya sangat berbeda, bagaikan membawa beban yang cukup berat. Pucat sekali namu tak sakit, matanya memerah dan juga tak mau ngomong ketika ditanya teman – temannya. Temannya pun jadi penasarana. “ wahyu, ada apa gerangan dengan kamu?kau tak terlihat seperti biasanya, dimanakah sosok wahyu yang ceria yang suka ngerjai kita?” Tanya soni yang memang sering dikerjai oleh wahyu. “ iya kawan, seharusnya kita harus senang hari ini karena kita telah melampaui masa belajar 6 tahun dan akan melanjutkan ke SMP”, sahut toni. “ atau jangan – jangan kamu…….”belum selesai roni bicara agung segera menyahut,” ah roni, kamu jangan berpikir yang tidak – tidak, wahyu sebenarnya kan anak yang pintar namun usil, jadi gak mungkin dia gag lulus”. Dika menambahkan,” iya benar, kamu lulus kan sob?”. Namun sikap wahyu masih diam dan hanya duduk terdiam dengan pandangan ke bawah membuat teman – temannya khawatir. Akhirnya mereka memutuskan mengajak wahyu pulang ke rumahnya dan langsung menanyakan kepada orang tuanya.
Sesampainya di rumah, wahyu langsung masuk ke dalam kamar. Temannya tahu kondisi dan hanya bertanya kepada ibunya pelan – pelan karena takut wahyu mendengarnya. “ bu, ada apa sebenarnya dengan wahyu?sejak dia ketemu kami dia tidak ngomong apa – apa, dia hanya terdiam”, Tanya dika. “ iya bu, maaf sebelumnya apakah wahyu tidak lulus?”Tanya agung kemudian. Spontan ibunya pun terdiam sejenak. Temannya tambah bingung karena situasi ini. Akhirnya ibunya berbicara dengan pelan dan temannya langsung mendengarkannya dengan seksama,” sebenarnya wahyu itu……wahyu itu sedih karena akan berpisah dengan kalian”. “ maksudnya bu?”Tanya roni penasaran. “ maksudnya dengan kelulusan ini berarti dia akan meninggalkan desa ini karena keluarga kami harus pindah keluar kota untuk tugas bapaknya yang dipindah tugas”. “ oh, begitu bu, kita juga sedih kehilangan teman bermain dan juga sahabat yang telah bersama sejak kecil”. Akhirnya mereka datang ke kamar wahyu dan mengibur wahyu. “ kawan, jika kau pindah, itu bukan berarti kita kan putus hubungan. Kita tetap sahabat, kamu tidak boleh sedih ini sudah takdir dan kami yakin kita dapat bertemu kembali kelak kalau kita telah remaja atau dewasa”, agung berusaha menjelaskan. Akhirnya setelah dibantu oleh ibunya agung kembali ngomong dan tersenyum. Kami pun berpelukan satu sama lain.
**to be continous**
2 komentar:
it's good, tp
klo bs tampilannya lbh menarik shga jd lebih apik =D
iah yek, mksih..
mksudnya tmpilannya krng g mna?
*admin*
Posting Komentar